Article Detail
SMP Tarakanita Magelang Undang Dosen USD untuk Mengajar Menulis Cerpen bagi Siswa Kelas IX
Magelang, SMP Tarakanita. Untuk memperdalam wawasan siswa dalam hal penulisan cerpen, SMP Tarakanita menyelenggarakan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dengan mengundang narasumber Ibu Septiani Krismawati, S.S., M.A., dosen Progran Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, Senin pekan ini (9/11/2020). Kegiatan berlangsung dari pk. 07.45 – 10.00 WIB. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai Kompetensi Dasar (KD) Mapel Bahasa Indonesia kelas IX, yaitu Mengungkapkan pengalaman, gagasan, dan pemikiran dalam betuk cerita pendek dengan struktur dan kebahasaan yang tepat.
Acara
yang dipandu oleh Bp. Edi Suryanto (host
teacher) tersebut diikuti oleh seluruh siswa kelas IX SMP Tarakanita
Magelang dan SMP Pendowo Ngablak. Dalam pengantarnya Ibu Sri Rahayu, Kepala
SMPTarakanita Magelang, mengajak para siswa untuk mengikuti PJJ dengan sungguh-sungguh.
“Saya berharap kalian dapat mengikuti pembelajaran ini dengan sungguh-sungguh, pumpung ada narasumber yang hebat
bersama kita. Semoga dari hasil
pembelajaran ini, nanti akan tercipta
cerpen-cerpen yang bagus yang bisa diterbitkan dalam buku kumpulan cerpen
seperti karya kakak-kakak kelasmu tahun lalu, “ paparnya. Tak lupa Ibu Rahayu
juga menyampaikan terima kasihnya kepada USD yang telah mendukung kegiatan PJJ
di SMP Tarakanita dengan mengirimkan dosen-dosen terbaiknya.
Dalam
paparannya Ibu Septi mengajak siswa memahami teori cerpen dengan mengamati dan
menganalisis beberapa cerpen yang telah dipersiapkan sebelumnya, yang salah
satunya merupakan cerpen yang diambil dari buku kumpulan cerpen karya siswa SMP
Tarakanita tahun lalu. Disampaikan Ibu Septi bahwa langkah pokok dalam menulis
cerpen adalah menentukan topik, sumber ide, dan konflik. Setelah ketiga hal
tersebut ditentukan, barulah sebuah cerita bisa dikembangkan. Di akhir
pertemuan Ibu Septi menekankan bahwa cerpen itu bersifat fiktif. Meskipun ditulis
berdasarkan pengalaman pribadi, cerpen tetap mengandung unsur rekaan.
Menjawab
pertanyaan salah seorang siswa tentang bagaimana penggunaan bahasa dalam
menulis cerpen, Ibu Septi menjawab bahwa seorang penulis cerpen memiliki lisentia poetica, yaitu kebebasan untuk
melanggar kaidah kebahasaan untuk tujuan estetika dan penyampaian makna secara
lebih mendalam. Pertanyaan-pertanyaan lain yang mengemuka dalam PJJ kali ini,
antara lain bagaimana menampilkan tokoh cerita supaya menarik, bagaimana
menentukan konflik cerita, bagaimana memulai sebuah cerita, bagaimana mengatasi
kebuntuan ide, dan lain sebagianya. Semoga dari PJJ ini akan lahir buku
kumpulan cerpen yang kedua dari para siswa. Kita tunggu. (ed)
-
there are no comments yet