Article Detail
Berkunjung ke Musium Diponegoro di Magelang
Pangeran Diponegoro merupakan putra sulung Raden Ayu Mangkorowati (Putri Bupati Pacitan), selir dari Sri Sultan Hamengku Buwono III yang lahir di Kraton Yogyakarta pada tanggal 11 November 1785. Meskipun putra seorang raja, beliau lebih memilih tinggal di luar istana demi untuk mendekatkan diri kepada rakyat dan menekuni pelajaran agama.
Semangat juang yang dimiliki Pangeran Diponegoro memang sudah terbentuk semenjak kecil, beliau tidak bermanja-manja kepada ayahandanya yang seorang raja. Karakter yang dimiliki sebagai pribadi yang berakhlak mulia, jujur dan adil menjadi pondasi perjuangannya dalam mengusir penjajah. Maka tidak mengherankan jika selama perlawanan dari 1825 – 1830, Belanda harus mengeluarkan biaya perang yang sangat besar yaitu sebesar 20 juta gulden.
Berawal dari keingintauan , berharap dapat meneladan perjuangan beliau sebagai bentuk implementasi kurikulum 2013 dan perwujudan dari praktek Cc5 yang dicanangkan oleh Yayasan Tarakanita, maka siswa-siswi kelas VIII, SMP Tarakanita pada tanggal 20 s/d 23 Oktober 2014 mengunjungi Museum Diponegara yang terletak sekitar 1 km dari gedung SMP Tarakanita yaitu di jalan Diponegara no.1 Magelang.
Selain jarak museum yang dekat, kiranya sebagai masyarakat kota Magelang menjadi wajib untuk dating ke museum Diponegoro, karena di tempat itulah Pangeran Diponegoro mengakhiri perjuangannya karena ditipu oleh Belanda. Di ruangan itulah Pangeran Diponegoro benar-benar marah, sampai-sampai jari tangannya membekas di pegangan kursi yang diduduki. Namun karena pada saat itu beliau sedang menjalankan ibadah puasa dan lebih mementingkan keselamatan para pengikutnya, maka pada 20 Oktober 1830 itulah perang berakhir dengan penangkapan Pangeran Diponegoro dan diasingkan ke Manado, hingga akhirhayatnya di Makasar.
Dengan harapan semoga apa yang didapat oleh siswa-siswi kelas VIII SMP Tarakanita, tidak hanya memperdalam teori keilmuan, tetapi lebih lagi pada meneladan semangat juang dan karakter-karakter yang dimiliki beliau. Semoga.
Oleh : Y. Eko Agus Supriyanto, S.Pd.
-
there are no comments yet