Article Detail

Ayo Indonesia ber-Nasionalisme

Siapa tidak kenal dengan “nasionalisme”?. Mungkin akan langsung terbayang peristiwa yang heroik pada masa lampau. Namun tidak hanya demikian makna yang harus muncul, makna dari nasionalisme adalah wujud kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara pontensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritasa, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu sendiri. Nasionalisme dapat juga dikatakan sebagai suatu paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Dengan demikian semangat nasionalisme tidak hanya terbatas pada masa lampau saja tapi juga tetap dan harus dimiliki pada saat ini dan pada masa yang akan datang.

Nasionalisme merupakan bagian dari sejarah perjalanan bangsa dan negara Indonesia, dari perjuangan merebut , mempertahankan, hingga mengisi kemerdekaan Indonesia. Semangat nasionalisme bangsa Indonesia dari masa ke masa mengalami dinamika yang berbeda-beda, serta masing-masing kurun mempunyai jiwa dan makna serta caranya sendiri dalam mengimplementasikannya. Begitupun juga pada saat ini semangat nasionalisme memiliki maknanya sendiri.

Melihat sejarah, perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan dan mendirikan Negara Indonesia. Antara 20 Mei 1908 dengan berdirinya Budi Utomo hingga Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

Semangat dan jiwa nasionalisme mulai tumbuh berkembang dalam diri bangsa Indonesia yaitu dengan berdirinya Budi Utoma pada 20 Mei 1908. Organisasi pergerakan nasional seperti jamur di waktu hujan mulai tumbuh dan berkembang di Indonesia antara lain 10 September 1911 berdiri Sarikat Islam, 25 Desember 1912 muncul Indische Partij ( pada tahun 1922 diubah menjadi Perhimpunan Indonesia), Partai Nasional Indonesia berdiri pada tanggal 4 Juli 1927, dan sebagainya. Implenmentasi nasionalisme ini terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928 dengan adanya Sumpah Pemuda 1928.

Dalam dinamika perjalanannya, perjuangan bangsa Indonesia mengalami pasang surut, hingga bangsa Indonesia dibawah kekuasaan Jepang. Namun demikian nasionalisme terus muncul berkembang sebagai proses sejarah suatu bangsa yang disebabkan adanya perasaan senasib dan sepenangungan serta harapan untuk mengapai masa depan yang lebih baik. Ahkirnya pintu gerbang kemerdekaan Indonesia menuju cita-cita nasional terbuka dengan adanya Proklamsai Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

 Semenjak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 hari demi hari semakin nyata hasilnya dan semakin berat karena harus mempertahankan kemerdekaan dari rongrongan kekuasaan bangsa asing yaitu Belanda. Kedatangan tentara Sekutu yang diboncengi oleh tentaraBelanda yaitu  NICA (Netherland Indies Civil Administration) yang ingin kembali berkuasa atas wilayah Indonesia. Rakyat Indonesia menyambut Proklamasi Kemerdekaan Indonesia  dengan gembira dan penuh semangat untuk mempertahankannya. Hal ini nampak dari dukungan rakyat Indonesia terjadi di seluruh wilayah Indonesia dimanapun berada.

Berbagai bentuk perjuangan sebagai wujud nasionalisme yang telah ada terus berlangsung. Bentuk perjuangan bangsa Indonesia dilalui melalui dua bentuk yaitu perjuangan secara Fisik/Senjata dan melalui perjuangan Non Fisik/Diplomasi. Perjuangan Fisik merupakan bentuk perjuangan dengan cara/menggunakan senjata atau peperangan atau kekuatan militer, missal pertempuran Surabaya, pertempuan Ambarawa, Medan Area, Bandung Lautan Api, Puputan Margarana, dan sebagainya. Sedangkan Perjuangan Non Fisik merupakan perjuangan melalui perundingan, misal melalui perundingan Linggajati, Renville, Roem Royen, dan Konferensi Meja Bundar.

Bangsa Indonesia dengan semangat juang, persatuan dan kesatuan, serta nasionalisme yang dimilikinya bersatu padu mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Para tentara dan diplomat Indonesia yang didukung sepenuhnya oleh rakyat Indonesia dari segala kalangan menyusun kekuatan untuk menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari rongrongan kekuatan asing.

Nasionalisme antara tahun 1959 – 1966.  Masa ini dikatakan sebagai masa Orde Lama, dibawah kepemimpinan Ir Soekarno, semangat nasionalisme dikobarkan dalam diri bangsa Indonesia. Dengan adanya peristiwa Konfrontasi dengan Malaysia dan Perjuangan Merebut Kembali Irian.Keterkaitan dengan itu, semangat nasionalisme benar-benar membara dalam diri rakyat Indonesia. Kekuatan rakyat yang didukung oleh elemen-elemen negara beruang untuk merebut kembali Irian kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Rakyat dengan kesetian dan kesediaannya mempertahankan harkat dan martabat bangsa Indonesia yang dinjak-injak oleh bangsa lain. Namun demikian , semangat nasionalisme sangat kentara ketika pemuda dan mahasiswa bersama-sama berjuang dengan adanya Tritura yang dipelopori oleh KAMI dan KAPPI.

Pada masa Orde Baru, dibawah kepemimpinan Soeharto. Nasionalisme dimaknai sebagai suatu keharusan yang dijejalkan kepada bangsa Indonesia melalui berbagai cara dan doktrin doktrin yang diberlakukan, seperti adanya Penataran P4. Waktu terus bergulir pada masa Orde Baru ini, hingga ahkirnya muncul suatu gerakan mahasiswa yang mendapat dukungan dari rakyat Indonesia pada tahun 1998. Gerakan ini menginginkan adanya perubahan di Negara Indonesia. Dengan semangat nasionalisme yang ada  ini , ahkirnya tatanan nagara Indonesia mengalami perubahan dengan munculnya Orde Reformasi semanjak tahun 1998 hingga sekarang.

Lalu bagaimana sekarang kita memaknai nasionalaisme dalam mengisi kemerdekaan in dan menghadapi segala permasalahannya. Berbagai masalah yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia mulai dari masalah kemiskinan, pengangguran, terorisme dan lain sebagainya.

Permasalahan bangsa dan Negara ini dapat diatasi seperti halnya pada masa lampau bangsa dan Negara Indonesia dapat dengan tegar mengatasinya. Yaitu dengan meningkatkan dan menumbuhkan kembali semangat nasionalisma yang telah tertanam semenjak dulu. Semangat dan jiwa serta rasa nasionalisme itu sangat penting sekali bagi bangsa Indonesia untuk bisa menjadi bangsa yang maju, bangsa yang modern , bangsa yang aman dan damai, adil dan sejahtera yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Maka layaklah kalau semangat nasionalisme ini diberi istilah Nasionalisme Pancasila.

Pada prinsipnya nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.. Melalui nasionalis Pancasila ini diharapkan bangsa Indonesia senantiasa: Menempatkan persatuan – kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan , Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan Bangsa dan Negara , Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia tidak rendah diri , Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa , Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia , Mengembangkan sikap tenggang rasa , Tidak semena-mena terhadap orang lain , Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan , Senantiasa menjunjung tinggi nilai kemanusiaan , Berani membela kebenaran dan keadilan , Merasa bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat manusia , Menganggap pentingnya sikap , saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain, memiliki semangat keberanian untuk rela berkorban demi Negara dan kelestarian bangsa,  Kesadaran bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia bukan hadiah, tetapi melalui perjuangan bangsa Indonesia, Dalam mengisi pembangunan dan melaksanakan tugas dan kewajiban harus memilki sikap : Memilki inisiatif dan kreatif, Mencintai tugas dan tanggungjawabnya, Tenggang rasa dan peduli pada orang lain, Semangat kekeluargaan, kegotongroyongan,  Semangat persatuan dan kesatuan, Menghormati HAM, Pantang menyerah, Tekun, Ulet, Teliti, Tepat waktu, Disiplin, Hemat, cermat,  tepat, dan bermanfaat.

Melalui semangat nasionalisme ini diharapkan bangsa dan Negara yang sedang dirudung berbagai permasalahan ini segera bangkit dan berlari menuju masa depan yang lebih cerah. Kita yakin bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar dengan harapan yang besar untuk maju. Ayo Indonesia ber-Nasionalaisme


Oleh :
ALUISIUS AGUNG WIBOWO
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment